Senin, 10 Januari 2011

Pengembangan Bahan Pembelajaran 2

Bahan pembelajaran adalah "desain" suatu materi atau isi pelajaran yang diwujudkan dalam bentuk benda atau bahan yang dapat digunakan untuk belajar siswa dalam proses pembelajaran. Jadi bahan pembelajaran dapat berbentuk alat peraga, media pembelajaran, dan sumber belajar yang membantu guru dan siswa dalam pembelajaran, serta dalam bentuk bahan pembelajaran untuk belajar mandiri dalam pembelajaran jarak jauh.


 

Ada dua bentuk bahan pembelajaran yaitu:

  1. Bahan Pembelajaran yang "didesain" lengkap,

    artinya Bahan Pembelajaran yang memuat semua komponen pembelajaran secara utuh, meliputi: tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai, kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa, materi pelajaran yang disusun secara sistematis, ilustrasi/media dan peraga pembelajaran, latihan dan tugas, evaluasi, dan umpan balik. Contoh kelompok bahan pembelajaran ini adalah, modul pembelajaran, audio pembelajaran, video pembelajaran, pembelajaran berbasis computer, pembelajaran berbasis Web/internet.

  2. Bahan Pembelajaran yang "didesain" tidak lengkap,

    artinya Bahan Pembelajaran yang didesain dalam bentuk komponen pembelajaran yang terbatas, seperti dalam bentuk sumber belajar, media pembelajaran atau alat peraga yang digunakan sebagai alat bantu ketika guru dan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran. Contoh kelompok bahan pembelajaran ini meliputi, pembelajaran dengan berbagai alat peraga, belajar dengan transparansi, belajar dengan buku teks, peta, globe, model kerangka manusia, dan sebagainya. Misalnya, guru akan mengajarkan materi tentang pulau-pulau besar di Indonesia, dengan menggunakan peta datar Indonesia. Peta dapat diklasifikasikan sebagai bentuk desain bahan pembelajaran yang berisi materi tentang kepulauan Indonesia.


 

Guru memiliki peranan penting dalam mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran bagi para siswanya. Pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh guru adalah sebagai berikut.

  1. Apakah isi bahan pembelajaran yang dikembangkan/dipilih sesuai sasaran belajar? Jika tidak apakah ada bahan pengganti yang sederajat dengan program tersebut?
  2. Bagaimana tingkat kesukaran bahan pembelajaran bagi siswa? Jika bahan pembelajaran terlalu sukar bagi siswa, maka guru harus dapat mempermudahnya.
  3. Bagaimana tuntutan strategi pembelajaran pada bahan pembelajaran? Perlukah dilengkapi dengan strategi pembelajaran yang lain?
  4. Bagaimana cara evaluasi hasil belajar dalam bahan pembelajaran? Apakah sesuai materi dalam bahan pembelajaran atau tidak? Jika tidak sesuai, maka guru harus segera mengembangkan alat evaluasi yang sesuai.


 


 


 

Bahan pembelajaran memiliki perbedaan bila dibandingkan dengan buku teks.

Pertama, kalau buku teks bersifat umum dan hanya memuat isi atau materi tanpa kelengkapan lain, maka bahan pembelajaran bersifat khusus dan lengkap.

Kedua, penyusunan bahan pembelajaran harus mengikuti prinsip "developmentaly appropriate practice" yaitu pengembangan dengan menyesuaikan tingkat perkembangan.

Ketiga, dibandingkan dengan Buku Teks yang komponen utamanya hanya terfokus hanya pada penyajian materi pokok dari suatu teori/ilmu pengetahuan tertentu, tanpa mempertimbangkan bagaimana pembaca melaksanakan proses belajar yang efektif dan efisien, sedangkan bahan pembelajaran memiliki sifat lengkap.

Keempat, buku teks hanya memfokuskan pada kesatuan, sekop dan sekuen suatu teori/ilmu pengetahuan, tanpa mempertimbangkan apakah materi yang disajikan sesuai dengan kurikulum sekolah atau tidak, sesuai kebutuhan belajar siswa SD atau tidak. Sementara bahan pembelajaran lebih berorientasi pada silabus/kurikulum sekolah dan kebutuhan belajar siswa.

Kelima,
buku teks menggunakan bahasa istilah-istilah yang ilmiah, sementara bahan pembelajaran menggunakan bahasa dan istilah-istilah pemakainya. Bahan pembelajaran SD hendaknya menggunakan istilah-istilah yang dikuasai siswa SD.

Selain lima perbedaan tersebut di atas, secara lebih mendetail masih ada perbedaan antara buku teks dan bahan pembelajaran.

  1. Buku teks diperuntukkan untuk umum, sementara bahan pembelajaran diperuntukkan bagi siswa tingkat pendidikan tertentu (misalnya, Bahan Pembelajaran SD)
  2. Format sajian berbeda antara buku teks dengan bahan pembelajaran. Buku teks menggunakan format sekuensial teori, sedang bahan pembelajaran menggunakan format sekuensial kurikulum sekolah.
  3. Bahasa yang digunakan dalam buku teks lebih formal ilmiah, sedang dalam bahan pembelajaran menggunakan bahasa komunikatif, yaitu bahasa yang sesuai dengan audien pembelajaran. Misalnya, sapaan "anak-anak" akan lebih mengena untuk bahan pembelajaran SD.
  4. Buku teks tidak dilengkapi berbagai komponen pembelajaran, sedang bahan pembelajaran dilengkapi komponen pembelajaran yang lain. Misalnya, dilengkapi dengan petunjuk belajar, tujuan pembelajaran, kegiatan belajar/uraian materi, rangkuman, latihan-latihan, evaluasi, umpanbalik, kunci jawaban soal.
  5. Tujuan buku teks untuk dikuasainya materi teori dan ilmu pengetahuan, sedang tujuan bahan pembelajaran agar dikuasainya kompetensi suatu mata pelajaran.
  6. Buku teks tidak banyak diperlukan ilustrasi yang mendetail, tetapi untuk bahan pembelajaran sangat diperlukan ilustrasi yang mendetail.
  7. Buku teks tidak memerlukan latihan, tugas, dan tes formatif, sedang dalam bahan pembelajaran komponen tersebut sangat diperlukan.
  8. Buku teks disusun dengan ber bab-bab, sedang bahan pembelajaran disusun untuk kompetensi mata pelajaran yang sangat terbatas.


 

Pembelajaran di SD harus menyesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa SD, alasannya adalah:

Pertama, tingkat perkembangan kemampuan berpikir siswa SD baru pada taraf operasional konkrit. Artinya pada periode ini siswa akan lebih mudah belajar bila menggunakan bahan-bahan pembelajaran yang konkrit, dan pada tingkat perkembangan ini menghendaki agar pembelajaran di sekolah dasar menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan benda-benda nyata. Dalam pembelajaran, untuk memahami konsep yang abstrak, harus dibantu dengan alat peraga/media pembelajaran yang mudah diterima siswa SD, misalnya, dengan benda-benda penggantinya, seperti gambar-gambar visual, sketsa, diagram, dan sebagainya.

Kedua, perkembangan proses berpikir siswa SD adalah tingkat perkembangan proses berpikir mekanistis. Untuk mencapai kemampuan berpikir logis anak harus melalui proses berpikir mekanistis terlebih dahulu, yaitu anak berpikir dengan cara mengingat dan menghafal menuju cara berpikir logis/pemahaman. Oleh sebab itu bahan pembelajaran di SD harus lebih menyajikan bahan sajian yang mudah dipelajari oleh siswa SD. Misalnya untuk siswa SD tingkat rendah (kelas satu, dua, dan tiga) perlu ditampilkan alat peraga dalam bentuk benda-benda konkrit yang mudah dihafal. Untuk kelas tinggi (kelas empat, lima dan enam) dapat menggunakan bahan pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir logis, seperti media cetak sederhana, LKS, media grafis sederhana, dan sebagainya.

Ketiga, siswa SD pada usia bermain. Artinya bahwa siswa sekolah dasar lebih tertarik kepada hal-hal yang bersifat permainan, dan sesuatu yang menyenangkan. Implikasi dari tingkat perkembangan ini adalah, bahan pembelajaran yang dipersiapkan bagi siswa SD harus dapat menarik perhatian siswa, bersifat permainan, dan menampilkan program belajar yang memungkinkan siswa belajar dalam suasana bermain.


 

Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka bahan pembelajaran SD hendaknya memiliki karakteristik bahan pembelajaran sebagaimana bahan pembelajaran pada umumnya tapi memperhatikan karakteristik siswa SD seperti berikut ini.


 

Pertama, bahan pembelajaran SD hendaknya memiliki karakteristik dapat membelajarkan sendiri para siswa (self instructional), artinya bahan pembelajaran SD mempunyai kemampuan menjelaskan yang sejelas-jelasnya semua bahan yang termuat di dalamnya dan diperlukan bagi pembelajaran siswa SD. Hal-hal yang perlu ada dalam bahan pembelajaran SD dalam format lengkap adalah:

  1. tujuan pembelajaran (baik tujuan umum dan khusus)
  2. prasyarat yaitu materi pendukung dan perlu dikaji lebih dahulu sebelum mengkaji bahan baru,
  3. prosedur pembelajaran yaitu langkah yang harus ditempuh siswa dalam mempelajari bahan pembelajaran,
  4. materi yang tersusun secara sistematis dan lengkap,
  5. latihan atau tugas-tugas,
  6. soal-soal evaluasi beserta kunci jawaban, dan
  7. tindak lanjut yang harus dilakukan siswa.

Kedua, bahan pembelajaran bersifat lengkap, sehingga memungkinkan siswa tidak perlu lagi mencari sumber bahan lain. Hal ini dimaksudkan agar tidak mempersulit siswa dalam belajar, meskipun pada sisi lain dapat mematikan kreativitas siswa. Dengan sifat lengkap bahan pembelajaran juga dapat mengatasi kekurangan buku pelajaran di SD.

Ketiga, bahan pembelajaran bersifat fleksibel, dapat digunakan baik untuk belajar klasikal, kelompok dan mandiri. Bagi pembelajaran klasikal, bahan pembelajaran memungkinkan terjadinya keseragaman persepsi siswa satu kelas terhadap materi yang dipelajari, dan memungkinkan terjadinya interaksi antara siswa satu kelas, sehingga terbentuklah sifat kebersamaan. Bagi pembelajaran kelompok, bahan pembelajaran memungkinkan siswa untuk bekerja sama secara intensif, sehingga terbentuklah sifat gotong royong diantara siswa. Bahan pembelajaran dapat mengembangkan sifat demokratis, di mana siswa menghargai hak dan kewajiban dari masing-masing anggota kelompok. Bahan pembelajaran mandiri dapat memberikan kesempatan kepada setiap siswa SD mempelajari bahan pembelajaran sesuai kecepatan dan irama belajar masing-masing siswa, tanpa harus mengganggu/terganggu oleh siswa lain. Bahan pembelajaran mandiri ini juga mampu mengembangkan sifat aktif dan kreatif siswa SD, apalagi bila bahan pembelajaran didesain dengan memasukkan latihan dan tugas mandiri siswa untuk aktif dan kreatif. Misalnya, Lembar Kerja Siswa (LKS) atau handout yang didesain tidak lengkap dan harus dilengkapi sendiri oleh siswa.

Keempat, desain bahan pembelajaran SD dibuat dalam format yang sederhana tidak terlalu kompleks dan detail, yang penting bahan pembelajaran SD mampu merangsang perkembangan seluruh potensi dasar siswa SD. Misalnya, mengembangkan potensi berbahasa, berimajinasi, berpikir kritis, aktif dan kreatif, dan potensi-potensi lain yang mendasari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk tingkat pendidikan selanjutnya.

Kelima, tampilan bahan pembelajaran SD harus menarik perhatian siswa, misalnya dengan desain sampul bergambar, berwarna-warni, dihiasi gambar-gambar yang disenangi anak-anak SD (gambar binatang kesayangan, dan sebagainya). Buatlah isi bahan pembelajaran yang menarik, misalnya dengan gambar berseri/berwarna, cerita berseri (cetak/audio/audio-visual), komik berwarna dan berseri, ilustrasi-ilustrasi yang menarik.


 

Secara umum bahan pembelajaran dalam bentuk media mempunyai kegunaan sebagai berikut:

  1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk katakata, baik tulis maupun lisan).
  2. Membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, karena menyajikan berbagai stimulasi dalam pembelajaran (semua indera terstimulasi secara optimal)
  3. Mengatasi ruang dan waktu dan daya indera. Karena objek yang terlalu besar dapat dikecilkan, yang terlalu kecil dapat diperbesar, gerak yang terlalu cepat dapat diperlambat dan yang terlalu lambat dapat dipercepat. Kejadian di masa lampau bisa ditampilkan lagi, objek yang terlalu kompleks dapat disederhanakan, yang terlalu luas dapat dipersempit, dan sebagainya.
  4. Mengaktifkan siswa dalam belajar. Belajar lebih bergairah, terjadi interaksi antar siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan serta memungkinkan siswa belajar secara mandiri.
  5. Menyeragamkan pemahaman/persepsi siswa terhadap materi yang dipelajari menggunakan media.


 

Menurut para ahli media, bahan pembelajaran dalam bentuk media pembelajaran diklasifikasikan dalam beberapa bentuk.

  1. Media grafis, yaitu media yang menyajikan desain materi dalam bentuk simbolsimbol komunikasi visual. Media ini bersifat sederhana, mudah pembuatannya dan relatif murah. Yang termasuk media grafis antara lain: gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan flannel, papan bulletin.
  2. Media audio, yaitu media yang menyajikan desain materi dalam bentuk lambang – lambang auditif. Media audio ini terdiri dari: media radio, media rekaman, laboratorium bahasa,
  3. Media Proyeksi diam, yaitu media yang menyajikan desain pesan/materi layaknya media grafis, tetapi penyajiannya dengan teknik diproyeksikan dengan peralatan yang disebut proyektor. Media proyeksi diam, terdiri dari: film bingkai (slide), film rangkai (film strip), media transparansi (Overhead Projector/Transparancy).
  4. Media Proyeksi gerak, yaitu media yang menyajikan desain pesan/materi dalam bentuk objek yang bergerak. Media Proyeksi gerak digunakan melalui proses perekaman dan menggunakan alat perekan gerak (seperti kamera video), atau menyajikan gerakan-gerakan yang ditampilkan langsung oleh pemeran. Yang termasuk media ini, terdiri dari: film, televisi, computer (animasi), dan permainan simulasi.
  5. Media cetak, yaitu media yang menyajikan desain pesan/materi (verbal tulis dan gambar) dalam bentuk cetak. Yang termasuk media cetak adalah buku, modul, suratkabar, majalah, LKS dsb
  6. Media nyata, yaitu media dalam bentuk benda aslinya, baik dalam bentuk keseluruhan/utuh, maupun dalam bentuk bagian/contoh bagian dari benda tertentu. Yang termasuk media nyata ini, seperti obyek, specimen, mock up, herbarium, insektarium dsb.


 

  1. Format Media Sederhana

    Kelebihan alat peraga sederhana diantaranya:

    a. Mudah diperoleh di lingkungan sekolah

    b. Lebih realistis sehingga mudah dipahami

c. Relatif murah, sehingga mampu dikembangkan oleh sekolah

  1. Format Media Grafis
  2. Format Bahan Pembelajaran Cetak

    Kelebihan bahan pembelajaran cetak antara lain:

    1. dapat untuk pembelajaran mandiri,
    2. dapat melengkapi kegiatan pembelajaran dengan berbagai sumber bahan cetak,
    3. bahan cetak lebih ekonomis, bila memuat banyak gambar, chart, peta, diagram atau gambar lain, dibanding dengan menyiapkan slide, film strip atau film
  3. Format Bahan Pembelajaran Audio

Secara garis besar kelebihan media audio khususnya program kaset audio adalah:

  1. dapat mengembangkan daya imajinasi siswa
  2. dapat merangsang partisipasi aktif siswa dalam belajar
  3. dapat mengerjakan dan menyampaikan materi yang tidak dapat disampaikan guru
  4. khusus radio dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu karena daya jangkaunya luas
  5. khusus media rekaman dapat diputar berulang, dan dapat dihapus dan diisi ulang
  6. khusus laboratorium bahasa dapat digunakan belajar dan melatih siswa untuk mendengar dan bicara dalam bahasa asing
  1. Format Bahan Pembelajaran Video

Kelebihan media video pembelajaran adalah:

  1. dapat menarik perhatian untuk periode yang singkat
  2. menyajikan informasi dari para ahli/spesialis
  3. informasi dapat dipersiapkan secara matang melalui proses produksi
  4. rekaman dapat diputar berulang-ulang
  5. bisa menyajikan materi/objek secara dekat dan bergerak meskipun objek adalah sesuatu yang berbahaya bagi siswa

peyajian dapat diatur, misalnya suara bisa dibesar atau dikecilkan, tayangan bisa dihentikan dan dilanjutkan sesuai kebutuhan, dst.

0 komentar:

Posting Komentar